Selasa, 09 Desember 2014

Nilai oh Nilai

     Ujian Semester ganjil (1) baru saja selesai. Wajah-wajah tegang tak tampak lagi. Hari ini anak-anak melaksanakan Class Meeting menjelang pengambilan raport. Guru-guru sibuk mengoreksi hasil kerja siswanya masing-masing. Semua sibuk dengan urusan nilai. Kadang terlihat penuh semangat dan kadang pula tersenyum kecut dengan hasil yang kurang memuaskan, tak terkecuali aku.
     Dalam ujian ini mungkin akulah guru yang sedikit "mbandel" diantara guru yang lain. Hukum fleksibilitas berlaku bagiku. Sebagaimana normalnya ujian, siswa tak diperkenankan untuk membuka buku tulis maupun cetak, dan ini yang sering terjadi. Kerjakan sesuai kemampuan. Ini adalah kata-kata sakti yang sering diucapkan oleh seorang guru. Dan memang betul adanya. Semua siswa sibuk mengerjakan butir demi butir soal yang dihadapinya. Semua siswa tertunduk, fokus, menguras semua kemampuan untuk memberikan hasil terbaik dan jawaban yang mereka anggap benar (sesuai dengan jawaban yang anda anggap benar).
    Bagi mereka yang benar-benar menguasai materi hal semacam itu adalah mudah. Namun bagi mereka yang tak faham dan mengerti sama sekali ini adalah penyiksaan akademis. Mungkin mereka berfikir dan ingin memberikan yang terbaik, tapi apa daya. Otak mereka panas dan tertekan !!! Duooooorrrr ! Musnah.
    Penilaian dengan skor mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Bagi yang berprestasi semakin besar hati dan bagi yang tidak berprestasi makin gigi jari. Kasihan bila si siswa yang tidak berprestasi ini tiap hari harus gigit jari. Pretel !!!  Belajar jadi seperti lomba ! Semua ingin jadi yang terdepan, semua ingin jadi nomor satu (1). Mereka yang terbelakang, mereka yang diurutan terakhir tak dianggap.


Jumat, 05 Desember 2014

KARYA WISATA DI MUSEUM PERJUANGAN JAMBI


     Dengan wajah sumringah siswa ku berlarian dihalaman depan museum menuju sebuah replika Pesawat Catalina  RRI 005 yang saya ceritakan beberapa hari lalu sebelum mereka menggunjungi museum. Pesawat yang menjadi bukti sejarah tentang perjuangan rakyat Jambi untuk mengusir para penjajah Belanda dan Jepang. Satu-satunya pesawat yang dibeli oleh rakyat Jambi untuk kepentingan perjuangan mempertahankan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugasnya adalah membawa senjata, makanan, pakaian, dan perlengkapan militer atau petugas militer dan sipil yang menghubungkan antara Kota Jambi, Bukit Tinggi, Prapat, Banda Aceh, Tanjung Karang, Jogjakarta dan Singapura. Pesawat Catalina RI 005 dalam penerbangannya mengalami kecelakaan dan jatuh di Sungai Batanghari dekat Desa Sijinjang pada tanggal 29 Desember 1948.
     Diruang depan telah berkumpul anak-anak dari Sekolah Dasar Al-Azhar yang asyik meneliti  bersama guide museum serta guru pendampinya. Sambil aku menyelesaikan administrasi kunjungan, salah seorang pegawai museum memberikan pengarahan serta peraturan kepada anak-anak didikku.










"Biar gak kesesat, ikutin dulu pengarahan dari oom ya" !!!

Eng. . . Ing . . . Eng . . . !!!
Petualangan di mulai.

"hahay, mulai dari mana ya . . . "
"Wihh, keren, ini patungnya Sultan Thaha (Te ha ha), ujar si Neng, yang penasaran melihat patung gede, tegak tegap dengan diapit dua harimau Sumatera.
"Sulthan Thaha (Toha), neng" ! balas Zahra sambil cekikikan menertawakan ejaan si Neng.



"Tuh, gagah ya Pahlawan Jambi, Sulthan  Thaha Syaifuddin"
Diapit dua Harimau Sumatera sambil memegang Keris yang melegenda "Siginjei", yang bikin keder koloni Belanda.

And . . . . 
Discovery Learning Start Automatically 

Tanpa diperintah lagi, dengan antu plus sias alias antusias mereka bergerombol mengitari papan informasi tentang The king of Sulthan Thaha to find out the every things about him. Yakss !!  

Guru tenang murid senang. Belajarpun jadi gampang, hatipun jadi riang.  weleh-weleh . . . 

Petualangan berlanjut kedalam ruangan tengah tempat berbagai macam koleksi benda sejarah perjuangan di pajang. Terdapat berbagai macam koleksi benda-benda dan senjata-senjata sejarah yang terpampang di sisi kiri dan kanan dalam etalase. Parang, pedang, pistol, keris bahkan pakaian tentara juga dapat dijumpai. 
    Semua anak didik ku sibuk mencari hal-hal yang menarik bagi diri mereka sendiri untuk diketahui. Ada yang dibagian senjata tajam, ada yang dibagian pistol, ada juga yang usil menabuh beduk, terserahlah ! yang penting Happy. 
   Puas berkeliling dilantai pertama, kamipun melanjutkan petualangan dilantai dua. Waw !! It's Amazing !!! Inikah Diorama itu ? Keren !!! 
Terdapat 17 diorama yang menggambarkan tentang perjuangan para pahlawan dan rakyak Jambi untuk mengusir bangsa penjajah. Diorama tersebut dilengkapi dengan rekaman audio yang menjelaskan maksud dari gambar yang terpampang. 
Nih sebagian gambarnya !


 
Belajar itu santai, gak harus formal banget, gak harus duduk tenang, pandangan kedepan, tangan dilipat, tiduran juga boleh kok, yang penting belajar. Cekidot !! This one of my student. 

  






Jumat, 22 Agustus 2014

Siapa yang Bodoh ?

Anak adalah karunia terbesar yang diberikanNya kepada kita. Karunia yang luar biasa ini mempunyai potensi yang unik. Setiap anak itu istimewa.

Rabu, 20 Agustus 2014

Belajar Mengajar dengan Multiple Intelligences



"Pada dasarnya tidak ada pelajaran yang sulit sebab semua bidang studi itu adalah butiran-butiran informasi yang disampaikan dari guru kepada siswa. Kemampuan gurulah yang terpenting. Guru adalah seniman tingkat tinggi."



Meng "ajar" bukan Meng"hajar"


Mengajar merupakan hal yang mudah tetapi saat itu dijalani tentunya tak semua orang bisa melakukannya. Selain membutuhkan kompetensi dan keilmuan yang memadai mengajar juga membutuhkan kesabaran dan 

Selasa, 19 Agustus 2014

Cara Tuhan Mengajar



"Iqra" berasal dari bahasa Arab yang dalam terjemahannya artinya Bacalah. Sederhana perintahNya namun sangat luas makna yang terkandung didalamnya. Membaca bukan hanya terbatas pada buku-buku bacaan, majalah, novel, koran ataupun yang lainnya. Membaca bukan hanya sekedar mengeja kata perkata atau kalimat per kalimat dalam sebuah paragraf. Membaca bukan hanya sekedar melafalkan huruf, "I n i B u d i", "I t u a y a h B u d i", lebih dari itu membaca adalah kemampuan  diri untuk mengoptimalkan semua indra yang telah dikaruniakanNya kepada kita. Bagaimana kita dapat merasakan dan mengungkapkan bahwa buah apel itu manis tanpa mencicipnya ? Bagaimana kita dapat merasakan halusnya kain sutra tanpa menyentuhnya (merabanya)? Bagaimana kita menikmati merdunya lantunan nasyid tanpa mendengarnya ?

Mendidik Anak Manusia


Semua orang bisa menjadi guru, semua orang bisa mengajar, namun belum tentu bisa mendidik.
 Menjadi guru bukanlah sekedar melepaskan tugas mengajar anak didik. Masuk kelas, salam, doa, catat buku sampai abis, sedikit ceramah trus pulang.Tugas seorang tenaga pendidik bukan hanya sekedar melepas tugas, menghabiskan jam dinas. Lebih dari itu seorang guru adalah Model. Bak Artis yang akan dijadikan panutan. Semua gerak dan tingkahnya akan menjadi perhatian setiap murid.

Mendidik anak manusia tidaklah sama dengan menggembala anak kambing. Anak bukanlah objek yang statis, melainkan dinamis. Membutuhkan ilmu dan strategi agar anak didik